Sangat disayangkan jika tak ada yg berubah pada hari-hari yang kita lalui kecuali tanggalnya saja
Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu berkata:
“Tiada hari yang lebih aku sesali selain hari dimana mataharinya tenggelam dihari itu, umurku berkurang dan amalku tidak bertambah.”
Al Hasan berkata:
“Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama masih ada penasehat dalam hatinya, dan muhasabah selalu menjadi perhatiaannya.”
Ibnu Taimiyah berpesan:
“Hendaknya setiap hamba memiliki waktu dimana dia menyendiri di dalamnya dengan do’a, dzikir, shalat, tafakkur, dan melakukan muhasabah terhadap dirinya serta memperbaiki kondisi hatinya.”(Majmu’ul fataawa Jilid:10)
Ibnul Qoyyim Al Jauziyah mengingatkan:
“Sejak diciptakan, manusia selamanya akan terus menjadi musafir. Tidak ada batas akhir perjalanan mereka kecuali surga atau neraka.”
(Ibnul Qoyyim Al Jauziyah dalam Al Fawaaid hal: 400)
Ungkapan-ungkapan diatas semakna dengan hadits yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Umar Radhiyallahu anhu:
“ Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memegang pundakku dan berkata:
”Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara.”
Ibnu Umar berkata: ”Jika engkau berada di sore hari, maka jangan menunggu pagi tiba. Dan jika engkau berada di pagi hari, maka jangan menunggu sore tiba, pergunakan masa sehatmu untuk masa sakitmu, dan kehidupanmu untuk kematianmu.” (HR. Bukhari)
Dalam khutbahnya pada Akhir Dzulhijjah 1434 H yang lalu DR. Husain Alu Syaikh mengatakan:
“Bagi orang yang beriman bergantinya masa, berarti bertambahnya ketakwaan dan ketaatan kepada Allah.”
Berusahalah untuk jadi lebih baik
0 comments:
Posting Komentar