Puasa Tinjauan Islam dan Sains

ARTIKEL



Dari Abu Ubaidah RA, dari Rasulullah SAW, bersabda, “Shalatlah kalian niscaya kalian akan sukses, berzakatlah kalian niscaya kalian akan beruntung, berpuasalah kalian niscaya kalian akan sehat dan bepergianlah kalian niscaya kalian akan memperoleh ghanimah”.1

Selain itu, dunia medis juga telah mengakui fakta-fakta ilmiah tentang puasa. Make Vadon seorang ahli kesehatan Amerika menyatakan bahwa setiap manusia perlu berpuasa jika tidak sedang sakit, karena racun-racun makanan berkumpul dalam tubuh hingga menyebabkan orang sakit. Racun-racun itu membebani tubuh manusia dan mengurangi semangatnya dalam beraktivitas. Apabila tubuh dipuasakan maka bebannya akan berkurang dan racunracun itu akan melebur dengan sendirinya dan habis secara tuntas. Sebagaimana halnya puasa juga mampu memulihkan dan memperbarui sel-sel tubuh sehingga daya tubuh kembali pulih dan aktif seperti sedia kala.

Sementara itu, penerima hadiah Nobel di bidang kedokteran, Alexis Karel, menulis dalam bukunya yang berjudul Manusia yang Misterius, "Sungguh banyaknya makanan yang melimpah menyebabkan lumpuhnya satu fungsi penting yang berperan besar bagi keberlangsungan berbagai spesies hidup di permukaan bumi ini. Fungsi yang dimaksud ialah kemampuan beradaptasi terhadap keterbatasan makanan. Oleh karena itu, umat manusia hendaknya selalu berpuasa pada setiap masa."

Dr. Muhammad Sa'id As-Suyuthy mengatakan, "Puasa mampu mencegah terjadinya penimbunan zat-zat beracun yang berbahaya bagi tubuh, seperti asam karbol, asam fosfat amunia, zat-zat asam, serta zat-zat garam yang berbahaya lainnya. Begitu juga puasa dapat mencegah tubuh dari penyakit encok dan peradangan pada persendian tulang (rematik) serta mencegah dari pembentukan sampah di ginjal.

Dr. Ibrahim Arrawy menegaskan bahwa puasa mampu meningkatkan stimulus sel-sel otak sehingga aktivitasnya bertambah beberapa kali lipat. Hal itu dikarenakan berhentinya aktivitas alat pencernaan pada saat berpuasa sehingga darah mengalir deras ke jaringan otak, mensubsidi lilitan otak, dan mensuplainya dengan berbagai nutrisi terbaik bagi kebutuhan aktivitasnya. Hal ini bisa dijadikan sebagai penjelasan bagi banyaknya para pemikir yang menjadikan puasa sebagai cara mereka untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas otak mereka.2

Penelitian kedokteran yang terdiri dari para pakar medis dari berbagai golongan dan agama, menetapkan bahwa berlebih-lebihan dalam mengkofisumsi makanan bisa beresiko amat fatal. Karena, hal itu bisa berakibat timbulnva penvakit bagi kehidupan manusia. Walau pada dasarnva manusia mampu mengurangi frekuensi kebutuhan makanan, namun menurut frekuensi idealnya, kebutuhan itu akan semakin bertambah. Itulah alasannya mengapa manusia terkena penyakit yang bermula dari proses pencernaan makanan.

Hal ini berdampak pada timbulnya kekuatan jantung dan pembuluh darah yang berakibat meningkatnya tekanan darah dan terhentinya campuran darah nanah. Kemudian hal ini berakibat tambahnya tekanan darah yang kemudian menyebabkan penyakit (kencing manis). Tak ada jalan lain untuk mengatasi penyakit tersebut kecuali dengan mengantisipasi timbulnya gejala-gejala yang disebabkannya. Lapar pada saat-saat tertentu pada organ tubuh menjadi keharusan, agar kiranya proses pencernaan bagian dalam bisa bergerak membasmi sel-sel kecil. Dengan begitu, fisik akan kembali normal setelah terjadinya pembentukan sel-sel (baru) yang sehat dan kuat.

Tidak asing lagi jika studi-studi ilmiah baik di belahan Barat dan Timur menguatkan suatu pernyataan bahwa puasa adalah suatu sikap antisipatif. Ia berfungsi sebagai terapi dari bahaya penyakit-penyakit kontemporer (kekinian). Lebih dari itu, sebagai pembaharu jaringan-jaringan sel di samping mampu mennghilangkan unsur-unsur penyakit yang tidak dibutuhkan tubuh lagi.

Puasa dapat memberi ruang bagi perut dan usus untuk menyaring makanan. Karenanya, ia bisa meredakan "aktivitas-aktivitas" kotoran dalam perut dan usus. Kondisi seperti ini mampu memberi ruang yang tepat untuk mengobati luka-luka dengan adanya selaput lendir. Kemudian daya serap itu terhenti dari usus. Pada akhirnya asam amonia tidak sampai pada jantung, glukosa, ataupun zat garam.

Atas dasar inilah, sel-sel jantung tidak dapat melakukan pembentukan struktur glikogen, protein-protein atau kolesterol, karena tidak adanya hubungan yang terbentuk. Itulah hasil dari kekosongan usus dari berbagai makanan. Karenanya, penyerapan menjadi tersumbat.

Dengan demikian, ibadah puasa memberikan ruang bagi sel-sel jantung untuk menghindari terjadinya lemak-lemak yang kadangkala meresap di dalamnya. Puasa juga berguna sebagai terapi penyakit kencing manis. Dalam satu penelitian, rata-rata kadar gula dalam darah seseorang mengalami penurunan dengan dilakukannya ibadah puasa. Di Amerika telah ditemukan sebuah kesimpulan dari kajian-kajian ilmiah yang membahas kekuatan puasa dalam menjaga sekaligus mengobati seseorang dari bahaya kencing manis.3

Di Jerman, pernah didirikan pemondokan untuk pengobatan. Pasien di dalamnya tidak sekadar mereka yang menderita sakit, masyarakat sehat pun dengan serta merta ikut berobat. Resep yang diberikan adalah "semua tamu diwajibkan untuk menahan makan dan minum" lebih dari 10 jam namun kurang dari 20 jam setiap hari. Di samping itu, juga diberikan resep berupa untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang cukup ringan. Program ini berlaku tidak kurang dari tiga atau empat minggu. Ia dilakukan secara kontinu tanpa putus dalam rentang masa itu. Artinya, program ini ternyata persis seperti konsep puasa menurut ajaran Islam.4

Rusia, sebuah negara komunis yang tidak mengakui agama-agama samawi, secara keras menyerang Islam dan ajaran-ajarannya, termasuk juga "puasa". Namun, pada akhirnya negara itu mengakui adanya faedah-faedah puasa bagi manusia. Tak pelak, majalah "Al-Aghdziah" yang terbit di Rusia mempublikasikan berita itu.

Secara harfiah dapat dibaca dalam terjemahan berikut ini, "Pada akhirnya mereka mengakui komentar yang ada dalam buku Prof. Nicholev Wanzlop bahwa "lapar dapat berguna sebagai terapi kesehatan".

Sebuah "keharusan bagi setiap individu di dalam komunal negara besar, agar kesehatan fisiknya bisa terkontrol, hanyalah dengan cara membuang kotoran-kotoran yang mengandung zat beracun dalam tubuh. Prakteknya yaitu dengan menahan lapar pada periode-periode tertentu secara sempurna dengan meninggalkan mengkon- sumsi makanan pada pentang masa tidak kurang dari tiga minggu dan tidak lebih dari empat minggu."5

Barangkali rumah sakit international paling populer sekarang adalah rumah sakit Dr. Hendrik Lehmann yang berada di Sixonia yang mempunyai adagium sangat terkenal: "Puasa sebagai langkah pengobatan". Sementara itu, rumah sakitrumah sakit lain kian berkembang dengan menganut pola yang diterapkan rumah sakit di atas.

Penemuan medis juga memperkukuh ketegasan bahwa puasa bisa melindungi diri dari banyak penyakit, juga dapat mengurangi lemak-lemak dalam tubuh yang berarti juga mengurangi kadar kolesterol. Yakni, unsur yang mengendap di atas pembuluh-pembuluh darah yang berakibat menjadi keras. Di samping itu, menyebabkan terjadinya pembekuan darah di dalam pembuluh-pembuluh jantung dan otak.

Karena itu, puasa dari satu sisi berguna bagi peredaran jantung dan pada sisi lain berguna bagi organ-organ tubuh, seperti pelangsingan badan. Sementara penurunan kadar volume lemak yang membalut di seputar jantung, akan menjadikan daya aktivitas tubuh semakin baik.

Juga sebagaimana penemuan medis, puasa menimbulkan daya kekuatan (daya dobrak) yang sangat Juar biasa dalam membasmi semacam virus-virus kecil, dan sekaligus mencegah terjadinya elaborasi unsur-unsur zat kapur. Jika telah terjadi, maka cara terapinya dengan harus sedikit demi sedikit.

Dalam hal ini, Dr. Robert Bertolio berkata, 'Tiada syak lagi bahwa puasa sebenarnya sebagai media aktivitasaktivitas yang mampu menyingkirkan kuman-kuman dalam tubuh, di antaranya jenis kuman-kuman “zuhri" yang memiliki kandungan unsur-unsur yang bisa merusak sel-sel. Dengan menjalankan puasa, struktur sel-sel yang rusak tadi bisa menjadi tumbuh kembali.

Dr. Blair Charneber berpendapat bahwa puasa satu bulan penuh dalam satu tahun bak pondasi kehidupan, dan ibarat akar masa remaja. Hal ini lebih mengacu pada faedah-faedah yang utama, sebab mampu meng-genzhne-kan penyakit-penyakit dalam organ tubuh manusia. Maka, puasa dalam semua aspeknya adalah bagus.6

Teks ayat 184 surah al-Baqarah di atas dengan kata "al-khair” memberikan pengertian yang sangat umum. Dengan demikian, mustahil seorang pakar mampu mungupas sedetail-detailnya isi kandungan ayat itu. Rahasia ilmiah yang sangat menakjubkan tentang hikmah puasa dan ayat-ayat yang menjelaskannya, telah membuka tabir yang kemudian menjadi inspirator kajian-kajian ilmiah hingga sekarang.

REFERENSI

1Ar-Rabi‟ bin Habib bin Umar al-Bashari al-Azdi, Musnad ar-Rabi‟ bin Habib, Beirut: Dar alHikmah Maktabah al-Istiqamah, 1415, juz 1, hal. 122
2Hasan bin Ahmad Hammam, et al, Terapi Dengan Ibadah, penerbit Aqwam Jembatan Ilmu, cet. 8 2015, Solo, 359-370.
3Abdush-Shamad, Muhammad Kamil, Mukjizat Ilmiah dalam Al-Quran, Jakarta, Akbar Media Eka Sarana, 2002, hal. 305.
4Abdurrazzaq Naufal, Limun wa Bayaanun min Aayaati Al-Qur'an (Majalah Al-Wa'i al-lslami, edisi Juni 1984).
5Majalah Al-Aghdziyah ar-Rusiyah, terbit di Moskow edisi 01 tahun 1976.
6Abdush-Shamad, Muhammad Kamil, Mukjizat Ilmiah dalam Al-Quran, Jakarta, Akbar Media Eka Sarana, 2002, hal. 308

ARTIKEL LAINNYA






close

Jika berkenan, silahkan beri ulasan di kolom komentar. Terima Kasih.
Jika Sobat ingin membagikannya ke teman-teman, Silahkan KLIK TOMBOL BERBAGI DI BAWAH INI!

DAFTAR ISI

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Telegram
Share on Whatsapp
Tags :

0 comments:

Posting Komentar