Koneksi Antar Materi Modul 3.1 - Dyah Wuri Sedyati (CGP Angkatan 7)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Perkenalkan, nama saya Dyah Wuri Sedyati, saya dari SD Muhammadiyah 1 Ngawi. Saya merupakan calon guru penggerak angkata 7 dari kabupaten Ngawi. Pada kesempatan kali ini, saya akan menuliskan koneksi antar materi modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Berikut adalah jawaan dari pertanyaan yang terdapat pada tugas koneksi antar materi tersebut.
SELAMAT MEMBACA

SOAL 1

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?




Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Ki Hajar Dewantara memiliki semboyan yang disebut Pratap Triloka, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan),Ing Madya Mangun Karsa (seorang pemimipin harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), dan Tut Wuri Handayani (seorang pemimpin mampu memberikan dorongan dari belakang). Kaitan semboyan tersebut pada pengambilan keputusan adalah bahwa sebagai pemimpin pembelajaran, guru memiliki pengaruh yang besar. Guru harus bisa menjadi contoh teladan bagi muri-muridnya dalam hal mengambil keputusan. Kemudian, guru juga bisa membantu muridnya atau memberikan dorongan motivasi kepada muridnya untuk menyelesaikan masalahnya. Dengan kata lain, berdasarkan Pratap Triloka dari KHD seorang guru harus bisa menjadi teladan yang baik, mengarahkan dan memberikan dorongan motivasi kepada muridnya untuk mengambil sebuah keputusan. Dimana proses pengambilan keputusan tersebut harus berlandaskan 4 paradigma, 3 prinsip dan melalui 9 tahapan dalam pengambilan keputusan.


SOAL 2

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?




Nilai-nilai kebajikan dan nilai positif yang tertanam dalam diri guru, akan mempengaruhi terhadap pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut akan membimbing guru untuk mengambil keputusan yang tepat, benar, logis dan tetntunya dapat dipertanggung jawabkan kepada semua warga dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.


SOAL 3

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?

Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.




Coaching adalah keterampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi, baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki oleh orang lain. Kegiatan coaching dengan menggunakan alur TIRTA dapat membantu coachee untuk menyelesaikan masalahnya sendiri secara sistematis. Yang dimulai dari menetapkan tujuan, mengidentifikasi masalah, merencanakan aksi dan komitmen atau tanggung jawab dari aksinya tersebut. Hal ini sejalan dengan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. Dimana sebelum mengambil keputusan, harus identifikasi masalah terlebih dahulu melalui langkah mengenali nilai-nilai yang bertentangan , menentukan siapa saja yang terlibat, mengumpulkan fakta, menguji benar salah melalui beberapa uji, pengujian paradigma, investigasi, membuat keputusan dan refleksi. Keputusan yang diambil adalah aksi nyata yang direncanakan dalam coaching dengan menggunakan alur TIRTA. Setelah aksi nyata dilaksanakan sesuai rencana, kemudian di refleksikan, disesuaikan dengan komitmen yang telah dibuat.

Konsep coaching alur TIRTA akan sangat relevan jika dikolaborasikan dengan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat membantu dalam mengambil keputusan secara efektif dan sistematis.


SOAL 4

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?




Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dan sesuai dengan filosofi KHD, bahwa seorang guru harus mampu untuk berpihak kepada murid. Untuk mendapatkan keputusan yang berpihak kepada murid, maka seorang guru harus mampu mengelola aspek social emosionalnya dengan baik. Dengan menggunakan aspek tersebut, kita bisa lebih jauh lagi mengenal karakter murid kita, dan kita tahu akan kebutuhan mereka. Sehingga, kebutuhan mereka dapat terakomodir dan dapat terpenehi dengan baik. Guru juga akan lebih mudah lagi dalam menuntun mereka agar bahagia dan merdeka sesuai dengan kodrat mereka.


SOAL 5

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?




Pada pe,bahasan studi kasus yag focus pada masalah moral atau etika, hal yang diperlukan adalah kesadaran diri dan keterampilan berhubungan social untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Agar keputusan yang diambil tepat, kita bisa menggunakan Sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan.


SOAL 6

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?




Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.


SOAL 7

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?




Tantangannya adalah ketika hendak menyamakan persepsi tentang keputusan yang diamabil. Karena ksusnya adalah dilemma etika, dimana terdapat dua nilai kebajikan benar lawan benar. Sehingga nantinya pasti ada sesuatu hal yang tidak sesuai dengan persepsi orang lain ataupun hati nurani dari orang lain yang turut bermusyawarah untuk mengambil keputusan.

Ada kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan. Dimana, dalam mengambil keputusan harus mempertimbangkan tiga prinsip, yaitu berpikir berbasis hasil ending, peraturan, dan rasa peduli. Jadi, sebelum menentukan keputusan, harus memikirkan ulang prinsip tersebut, sehingga tantangan-tantangan tersebut dapat diminimalisir.


SOAL 8

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?




pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah dapat memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid, sehingga dengan keselamatan dan kebahagiaan tersebut, ia bisa mencapai kodratnya sesuai dengan potensi yang ia miliki. Sebagai seorang guru, memiliki tugas untuk menuntun murid tersebut mencapai kodratnya. Agar bisa menuntun murid mencapai kodratnya, guru harus bisa mengambil keputusan yang tepat agar murid dapat merdeka belajar dan berkembang sesuai kodratnya.

Tentunya, dalam mengambil keputusan guru harus mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah. Agar keputusan tersebut sesuai dengan kodrat yang dimiliki oleh murid-muridnya. Guru harus mengenal karakter murid-muridnya dengan mengidentifiaksi potensi yang mereka miliki, dan pada akhirnya dapat mengambil keputusan untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.


SOAL 9

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?




Guru adalah seorang pemimpin pembelajaran, dimana sebagai seoranag pemimpin harus bisa menuntun dan mengarahkan muridnya untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan sesuai kodratnya masing-masing. Oleh karena itu, seorang guru dalam mengambil keputusan harus berpihak kepada murid Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan well being murid untuk masa depan yang lebih baik.


SOAL 10

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?




Kesimpulan akhir yang saya dapatkan dalam pembelajaran materi modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dan keterkaitan dengan modul-modul sebelumnya adalah merupakan satu kesatuan untuk memerdekakan murid dalam belajar, Sebagaimana dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat.

Pengambilan keputusan dalam pembelajaran harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam sebuah keputusan yang diambil sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Untuk membuat keputusan yang baik, keterampilan coaching membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan untuk memprediksi hasil dan pilihan yang berbeda untuk pengambilan keputusan. Ini juga membantu siswa menemukan solusi untuk masalah mereka sendiri. Keterampilan cocaching dapat diterapkan pada teman sebaya dan masyarakat terkait dengan masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran. Selanjutnya pengambilan keputusan membutuhkan kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness), dan keterampilan interpersonal (relationship skills), dan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dalam kesadaran penuh (mindfullness) dan sadar dengan pilihan dan hasil yang berbeda.

Dalam mewujudkan peserta didik yang memiliki profil pelajar pancasila, ada banyak kasus dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkan pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.


SOAL 11

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?




Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, tentu seringkali kita menghadapi situasi dimana kita harus mengambil keputusan dimana terdapat nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama memiliki nilai kebenaran, namun saling bertentangan. Namun sesulit apapun keputusan yang akan diambil, sebagai guru paling tidak selalu berpatokan dengan 3 unsur yang berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Dilema etika sendiri merupakan dua keputusan yang sama-sama benar sedangkan bujukan moral adalah dua keputusan dimasa salah satunya adalah keputusan yang salah. Jadi jelas bahwa dilema etika benar lawan benar sedangkan bujukan moral keputusan yang benar lawan salah.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
  1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Seorang guru sebagaim pemimpin pembelajaran juga dapat menganalisis 3 prinsip atau pendekatan dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika, serta menilai dirinya memiliki kecenderungan menggunakan prinsip yang mana pada saat pengambilan keputusan. Ketiga prinsip tersebut adalah:
  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru juga harus memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

Ada 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan

  1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
  3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
  4. Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
  5. Pengujian paradigma benar atau salah
  6. Prinsip pengambilan keputusan
  7. Investigasi tri lema
  8. Buat keputusan
  9. Meninjau kembali keputusan dan refleksikan
Hal yang menurut saya diluar dugaan adalah ketika saya mengambil suatu keputusan saya berfikir hanya perlu mengumpulkan fakta dan melihat benar-salah. Ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya mengambil sesuai pemikiran saya saja namun perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Karena selama ini saya berargumen jika pengambilan keputusan cukup dengan mengambil keputusan yang memiliki resiko paling sedikit terhadap institusi dan diri sendiri.


SOAL 12

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?




Sebelum mempelajari modul ini, saya belum mengetahui adanya kasus dilemma etika dan bujukan moral, paradigm, prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan secara terperinci. Ketika saya mendapatkan kasus, maka keputusan yang saya ambil adalah keputusan yang resikonya paling sedikit dan berpihak kepada murid.

Setelah mempelajari modul ini, dalam mengambil sebuah keputusan akan saya sesuaikan dengan paradigm, prinsip dan menggunakan langkah-langkah yang terperici dan sistematis, sehingga keputusan yang diambil bisa tepat dan membuat murid bahagia serta merdeka


SOAL 13

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?




Dampak mempelajari konsep ini dapat merubah mindset saya bahwa ketika mengambil keputusan dari sebuah permasalahan janganlah terburu-buru, harus diidentifikasi terlebih dahulu permsalahan tersebut, disesuaikan dengan paradigm, prinsip dan menggunakan 9langkah pengambilan keputusan. Ketika keputusan sudah diambil pun harus ada refleksi dan evaluasi terhadap keputusan tersebut. Apakah sudah berpihak kepada murid, dan diamati perkembangan yang terjadi setelah keputusan diambil.


SOAL 14

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?




Mempelajari modul ini sangat penting baik bagi seorang individu maupun sebagai seorang pemimpin. Karena permasalahn pasti ada kapanpun dan dimanapun tempatnya. Modul tersebut dapat diimplementasikan ketika saya mendapat masalah secara individu ataupun ketika menjadi seorang pemimpin pembelajaran. Sehingga, nantinya bisa membuat keputusan secara tepat demi kebaikan saya secara pribadi dan demi kebaikan semua pihak yang berinteraksi drngan saya, khusunya bagi murid-murid saya.



Demikian paparan koneksi antar materi modul 3.1 dari saya. semoga bermanfaat.. terima kasih.

BERANDA

close

Jika Artikel ini bermanfaat Silahkan boleh dibagikan, dengan cara KLIK TOMBOL SHARE DI BAWAH INI!

DAFTAR ISI

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Telegram
Share on Whatsapp
Tags :

0 comments:

Posting Komentar