3 kebesaran Allah atas Penciptaan Alam Bagi Manusia




Alam Semesta sering disebut dalam berbagai ayat Al-Qur’an sebagai bukti kebesaran-Nya. Sehingga kita sebagai umat Islam harus mengimani kebesaran Allah SwT sebagai pencipta alam semesta ini, dengan segala kesempurnaa-Nya yang dibarengi tanda-tanda kekuasaan-Nya. Ketika datang siang maka tidak lupa pula menyusul malam, ketika datang kemarau tidak lupa pula datang hujan. Maka terdapat banyak sekali tanda-tanda Kebesaran Allah SwT dari penciptaan alam semesta ini. Diantara tanda-Nya yaitu,

Pertama, alam semesta sebagai wujud yang benar dan nyata. Hal ini harus dipahami dengan hati yang mantap.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan alam semesta sebagai sesuatu yang haq, sebagai sesuatu yang benar serta nyata dan tidaklah Allah SwT menciptakan alam ini sebagai sesuatu yang main-main atau palsu (bathil). Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Anbiya Ayat 16 dan tafsirnya.
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ

Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main. (QS Al-Anbiya: 16)

Jika kita sebagai umat manusia menganggap alam semesta ini sebagai hal yang diciptakan secara main-main maka akan memberikan pandangan bahwa pengalaman kehidupan di dunia ini juga bersifat palsu dan bukan nyata, sehingga tidak ada pikiran tentang tanggung jawab kepada Allah SwT atas kehidupan di dunia ini.

Kedua, alam semesta sarana mencari ibrah dan hikmah. Jagat raya yang diciptakan Allah SwT sebagai ayat-ayat yang menjadi sumber pelajaran bagi manusia. Sebagaimana tanda-tandanya yaitu keserasian, keharmonisan, dan ketertiban alam semesta.
أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Dengan ini memberikan  makna bahwa alam semesta diciptakan dengan benar (haq) tidak dengan palsu (bathil) atau kebetulan belaka. Sebagai sesuatu yang baik lagi serasi alam raya juga harus diyakini diciptakannya penuh maksud dan tujuan yang menunjukkan kebesaran sang Maha Pencipta Allah SwT. Dilukiskan dalam kitab suci Al-Qur’an yang menyadari alam raya sebagai ayat-ayat Tuhan sebagai berikut
اِنَّ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَاخۡتِلَافِ الَّيۡلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الۡاَلۡبَابِ  الَّذِيۡنَ يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوۡدًا وَّعَلٰى جُنُوۡبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُوۡنَ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ​ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبۡحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ‏ ‏

“sesungguhnya dalam penciptaan seluruh langit dan bumi (alam semesta) pastilah terdapat ayat-ayat bagi mereka yang berakal budi. Yaitu mereka yang selalu ingat kepada Allah SWT, baik pada saat berdiri, saat duduk, mau pun saat berbaring, dan memikirkan kejadian seluruh langit dan bumi, (seraya berkata), “ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua secara batil. Mahasuci Engkau. Maka lindungilah kami dari azab neraka”. (Q.S, Ali Imran/3 :190-191).

Yang ketiga, yaitu alam semesta ditundukkan bagi manusia. Allah SwT menciptakan manusia sebagai puncak ciptaan-Nya sehingga seluruh alam berada dalam martabat yang lebih rendah dari pada manusia. Dengan begitu manusia berhak memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan kerusakan, serta menjadikan alam raya ini sebagai obyek kajian terbuka bagi manusia. 
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ  

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (Qs ar-Rum ayat 41).

Atas dasar inilah malaikat agak keberatan tentang penunjukkan manusi sebagai khalifah di bumi.
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ  

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (Qs al-Baqarah ayat 30).

Merusakknya (alam) jelas tidak dibolehkan. Namun terlalu mengagungkannya juga tidak dibenarkan makakala itu justru melahirkan kesyirikan.
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مِّنْهُ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ 

“Dan Dia (Allah) merendahkan bagi kamu semua apa yang ada diseluruh langit dan apa yang ada di bumi, seluruhnya dari Dia. Sesungguhnya dalam hal itu ada tanda-tanda bagi mereka yang berpikir” (Q.S, al-Jatsiyah/45 : 13)



ARTIKEL LAINNYA






close

Jika berkenan, silahkan beri ulasan di kolom komentar. Terima Kasih.
Jika Sobat ingin membagikannya ke teman-teman, Silahkan KLIK TOMBOL BERBAGI DI BAWAH INI!

DAFTAR ISI

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Telegram
Share on Whatsapp
Tags :

0 comments:

Posting Komentar