Pertemuan pertama menteri kemendikdasmen dengan wakil menteri dan jajaran


𝘎𝘳𝘢𝘩𝘢 𝘜𝘵𝘢𝘮𝘢, 𝘎𝘦𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘈, 𝘒𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘬𝘴 𝘒𝘦𝘮𝘦𝘯𝘥𝘪𝘬𝘣𝘶𝘥𝘳𝘪𝘴𝘵𝘦𝘬 𝘚𝘦𝘯𝘢𝘺𝘢𝘯


𝐋𝐚𝐭𝐚𝐫 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐠

Pertemuan ini merupakan rapat pertama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Bapak Abdul Mu'ti, bersama Wakil Menteri, Prof. Atip dan Pak Fajar, serta jajaran pimpinan Kemendikdasmen. Dalam pertemuan ini, Menteri menyampaikan visi, arahan, dan gaya kepemimpinannya yang diharapkan dapat membawa perubahan dalam lingkungan kerja kementerian. Pak Mu’ti menginginkan hubungan yang lebih akrab dan profesional di antara pegawai serta menekankan akuntabilitas, pelayananpublik yang responsif, dan pentingnya menjaga kedaulatan bahasa Indonesia.

𝐕𝐢𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐊𝐞𝐫𝐣𝐚

Bapak Abdul Mu’ti ingin menciptakan suasana kerja yang lebih santai dan kolegial. Ia menyatakan bahwa dirinya lebih nyaman dipanggil “Pak Mu’ti” daripada “Pak Menteri” untuk menciptakan suasana yang tidak terlalu protokoler. “Panggil saja Pak Mu’ti, lebih enak daripada Pak Menteri... kita ingin membangun relasi yang tidak terlalu struktural-industrial.”

Pak Mu’ti juga menyampaikan bahwa ia ingin mengurangi formalitas dan hierarki yang berlebihan, sehingga setiap pegawai bisa berinteraksi langsung tanpa birokrasi yang berlapis-lapis. “Protokol itu penting, tapi tidak harus protokoler. Saya tidak nyaman kalau datang belakangan, semua berdiri.”

Dalam pertemuan tersebut, Pak Mu’ti juga menyampaikan bahwa relasi yang ingin dibangun adalah profesional tetapi tetap akrab. Ia mengibaratkan bahwa jabatan hanyalah sementara, tetapi persahabatan harus terus dijaga. "Orang menjadi pejabat itu come and go, tapi bersahabat tidak bisa dibatasi oleh waktu." Ia ingin memastikan bahwa semua pegawai dapat bekerja dalam suasana yang tenang dan penuh kepercayaan, tanpa adanya tekanan hierarkis yang berlebihan. “Kunci kita bisa bekerja dengan baik adalah suasana batin yang tenang dan bahagia.”

Pak Mu’ti juga ingin memastikan bahwa setiap pegawai merasa dihargai dan dianggap sebagai bagian dari tim yang sejajar. "Kita semua ini sejawat... relasi kita adalah relasi yang profesional-kolegial, dengan semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan kerja sama, bukan struktural-industrial dengan ego sektoral. Ingatlah bahwa kita bekerja semuanya untuk kepentingan bangsa dan negara." Dalam menciptakan suasana kerja yang tenang dan tidak menimbulkan tekanan berlebihan, ia mencontohkan profesionalisme yang tetap bisa dijalankan dengan santai, seperti pemain sepak bola atau musisi yang tetap rileks namun profesional. "Kita bisa meniru pemain sepak bola atau pemain musik... rileks tapi tetap profesional."

𝐏𝐫𝐨𝐟𝐞𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥𝐢𝐬𝐦𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮𝐧𝐭𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬

Pak Mu’ti menekankan pentingnya akuntabilitas dalam bekerja, terutama terkait penyerapan anggaran dan tata kelola keuangan. “Jangan mengambil yang bukan haknya dan jangan mencari-cari alasan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan peraturan.” Ia juga menyampaikan pesan Presiden Prabowo tentang pentingnya menjalankan pemerintahan yang bersih dan transparan, bebas dari korupsi.

Selain itu, Pak Mu’ti mengarahkan agar pelayanan publik di kementerian lebih responsif dan tidak bertele-tele. Ia ingin menghapus budaya lama di mana birokrasi sering dipersulit. “Kita memang harus punya birokrasi, tapi jangan birokratis. Jangan sampai ada paradigma lama; kalau bisa dipersulit, kenapa dipermudah.”

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐮𝐧𝐚𝐚𝐧 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐈𝐧𝐝𝐨𝐧𝐞𝐬𝐢𝐚

Salah satu poin penting yang disampaikan Pak Mu’ti adalah komitmennya terhadap kedaulatan bahasa Indonesia. Ia ingin agar setiap istilah resmi yang digunakan di kementerian diubah menjadi bahasa Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga identitas dan budaya bangsa. “Mari kita perbanyak penggunaan bahasa Indonesia dalam nomenklatur kementerian, karena ini bagian dari menjaga identitas kita sebagai bangsa.”

Pak Mu’ti menekankan bahwa meskipun penggunaan bahasa asing diperbolehkan dalam forum tertentu, penggunaan bahasa Indonesia harus diprioritaskan di dalam nomenklatur resmi kementerian.

𝐑𝐞𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢 𝐁𝐢𝐫𝐨𝐤𝐫𝐚𝐬𝐢

Pak Mu’ti memberikan arahan spesifik untuk menciptakan sistem kerja yang lebih sederhana dan efisien. "Kita harus berusaha untuk melayani, jangan sampai masyarakat datang dengan masalah, pulang dengan masalah baru." Ia ingin birokrasi kementerian tidak memberatkan masyarakat, tetapi memberikan solusi yang cepat dan tepat.

Selain itu, Pak Mu’ti mengusulkan pengembangan lebih lanjut dalam pelayanan publik, termasuk dengan menciptakan suasana kantor yang ramah dan melayani dengan baik. Ia menyampaikan konsep “Rumah Pendidikan dan Pelayanan Publik yang RAMAH,” di mana kata "RAMAH" merupakan akronim dari "Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis."

Program Kesejahteraan dan Kegiatan Bersama

Untuk meningkatkan kebersamaan dan kesejahteraan pegawai, Pak Mu’ti mengusulkan beberapa kegiatan seperti senam bersama, badminton, dan olahraga lain yang dapat mempererat hubungan antar pegawai. "Setiap Jumat, di depan ada senam. Kita punya fasilitas olahraga yang sangat besar... mari kita manfaatkan untuk kesehatan dan kebersamaan." Selain itu, ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan fasilitas seperti gym di gedung kementerian.

Ia juga berbicara tentang pengembangan senam nasional yang bisa dilakukan di sekolah-sekolah, yaitu "Senam Indonesia Maju," sebagai bagian dari upaya menciptakan generasi yang sehat. “Kalau perlu dibuatkan senam baru, misalnya Senam Indonesia Maju, untuk membangun generasi yang sehat.”

Pak Mu’ti juga ingin agar lagu-lagu anak yang lebih edukatif dikembangkan untuk digunakan di jenjang PAUD. "Kita kekurangan lagu-lagu anak yang mendidik. Jangan sampai anak-anak kita nyanyi lagu patah hati atau lagu-lagu dewasa di PAUD."

𝐀𝐫𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐋𝐚𝐢𝐧

Dalam pertemuan tersebut, Pak Mu’ti juga menyampaikan arahan detail terkait beberapa isu, di antaranya:
  • 𝐋𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐌𝐞𝐫𝐨𝐤𝐨𝐤: Pak Mu’ti melarang merokok di seluruh area kantor kementerian, termasuk di kantin, sebagai upaya menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. "Di lembaga pendidikan itu tidak boleh merokok, jadi di kantor Kementerian Pendidikan juga tidak boleh merokok."
  • 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐡𝐞𝐦𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐄𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢: Ia juga mendorong untuk meminimalkan penggunaan lift jika hanya untuk beberapa lantai sebagai bagian dari upaya penghematan energi dan promosi kesehatan. “Kalau satu atau dua lantai, jalan kaki saja... Listrik juga harus kita hemat, karena uang negara itu dari rakyat."
  • 𝐊𝐞𝐠𝐢𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐚𝐠𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧: Pak Mu’ti meminta agar kegiatan keagamaan di kementerian dilakukan dengan penceramah yang pro-NKRI dan moderat. “Tolong pastikan khatib yang dipilih itu pro-NKRI dan moderat... Jangan sampai ada penceramah yang menyampaikan hal-hal yang menolak Pancasila atau mengajarkan radikalisme."

𝐓𝐮𝐠𝐚𝐬 𝐏𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚

Pak Mu’ti menegaskan bahwa tantangan ke depan adalah memenuhi janji politik Presiden Prabowo, terutama terkait pendidikan dan sumber daya manusia. “Tugas pertama kami adalah menunaikan janji-janji politik Pak Prabowo... Ini akan ditagih oleh rakyat Indonesia.” Ia juga menyampaikan pentingnya menjaga akuntabilitas di setiap langkah yang diambil, serta memastikan bahwa setiap inovasi yang dilakukan harus sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. "Inovasi boleh, tapi jangan sampai melanggar undang-undang."
𝘴𝘶𝘮𝘣𝘦𝘳 : 𝘗𝘳𝘰𝘧. 𝘋𝘳. Irwan Akib, 𝘔.𝘗𝘥

DAFTAR ISI

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Telegram
Share on Whatsapp
Tags :

0 comments:

Posting Komentar