Menjadi Generasi Milenial Produktif dan Mandiri


Generasi muda adalah aset berharga bagi umat Islam. Islam mengajarkan pentingnya menjadi individu yang produktif dan mandiri sebagai wujud tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad SAW memberikan arahan agar umat Islam bekerja keras, memanfaatkan waktu, dan tidak bergantung pada orang lain.

Dalil Al-Qur'an tentang Produktivitas dan Kemandirian

Pertama, Mengenai Produktivitas Allah SWT berfirman:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

"Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya." (QS. An-Najm: 39)

Buya HAMKA menjelaskan, surat An-Najm ayat 39 bermakna bahwa seseorang hanya akan memperoleh hasil dari usahanya sendiri. Dosa yang seseorang perbuat tidak akan menjadi tanggungan orang lain, begitu pula jasa yang seseorang lakukan, hanya dialah yang akan memperoleh hasilnya.

Ayat tersebut merupakan panggilan kepada manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh dalam segala aspek kehidupan. Berikut ini adalah beberapa kandungan Surat An-Najm ayat 39:
  • Manusia hanya akan mendapatkan hasil dari usahanya sendiri.
  • Dosa yang dilakukan seseorang tidak akan menjadi tanggungan orang lain.
  • Allah SWT berjanji akan memberi balasan sempurna kepada orang yang mau berusaha keras.
  • Setiap usaha atau ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup hendaknya diawali dengan niat karena Allah SWT semata.
  • Berikhtiar dapat mendatangkan manfaat bagi pelakunya seperti, melatih kemandirian, menghargai usaha sendiri, tidak mudah putus asa, dan merasa puas hati karena berusaha maksimal.
Dengan menjadi produktif, kita menghargai karunia waktu dan tenaga yang Allah berikan.

Kedua, Perintah Kemandirian Allah berfirman:
وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا

"Janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir) dan jangan (pula) engkau mengulurkannya secara berlebihan sebab nanti engkau menjadi tercela lagi menyesal." (QS. Al-Isra: 29)

Dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan (kepada hamba-hamba-Nya) agar bersikap ekonomis dalam kehidupan, dan mencela sifat kikir; serta dalam waktu yang sama melarang sifat berlebihan.
{وَلا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ}

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu. (Al-Isra: 29) Dengan kata lain, janganlah kamu menjadi orang kikir dan selalu menolak orang yang meminta serta tidak pernah sekalipun memberikan sesuatu kepada seseorang. Firman Allah Swt.:
{وَلا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ}

dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya. (Al-Isra: 29) dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan janganlah kamu berlebihan dalam membelanjakan hartamu dengan cara memberi di luar kemampuanmu dan mengeluarkan biaya lebih dari pemasukanmu.
فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا

karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (Al-Isra: 29) Ungkapan ini termasuk ke dalam versi lifwan nasyr, yakni gabungan dari beberapa penjelasan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa jika kamu kikir, maka kamu akan menjadi orang yang tercela; orang-orang akan mencela dan mencacimu serta tidak mau bergaul denganmu.

Islam mengajarkan keseimbangan antara bekerja keras dan mengelola hasil usaha. Hal ini mendukung tercapainya kemandirian finansial dan mental.

Hadits tentang Produktivitas dan Kemandirian

Keutamaan Bekerja Keras: Rasulullah SAW bersabda:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

"Tidak ada makanan yang lebih baik daripada makanan yang diperoleh dari hasil kerja kerasnya sendiri." (HR. Bukhari)

Hadits ini memotivasi kita untuk tidak bergantung kepada orang lain dan menghargai jerih payah sendiri.

Menghindari Ketergantungan: Rasulullah SAW bersabda:
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى

"Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Tangan di atas berarti orang yang memberi, sedangkan tangan di bawah adalah orang yang meminta. Hal ini menunjukkan keutamaan menjadi mandiri dan memberikan manfaat kepada orang lain.

Cara Menjadi Generasi Produktif dan Mandiri

1. Manajemen Waktu:
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ...

(Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh...) (QS. Al-Asr: 1-3)

Gunakan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat dan tidak menyia-nyiakannya.

2. Belajar dan Berkarya

Rasulullah SAW bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah)

Dengan ilmu, kita dapat berkarya, memberikan solusi, dan menjadi individu yang bermanfaat bagi masyarakat.

3. Mandiri Finansial

Islam memotivasi umatnya untuk berdagang dan bekerja. Rasulullah SAW adalah seorang pedagang yang sukses, memberi teladan tentang kemandirian finansial dan kejujuran dalam usaha.

4. Bersyukur dan Tawakal

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ...

(Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka...) (QS. At-Talaq: 2-3)

Menjadi generasi produktif dan mandiri adalah bagian dari perintah Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW. Dengan kerja keras, ilmu, dan tawakal, kita tidak hanya mendapatkan kebahagiaan duniawi tetapi juga keberkahan di akhirat. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang mampu menjalankan amanah ini. Wallahu a'lam bish-shawab.

DAFTAR ISI

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Telegram
Share on Whatsapp
Tags :

0 comments:

Posting Komentar